Cara Mengatasi Rasa Takut Anak kepada Hantu
Bagi orang tua sangat penting mengetahui
bagaimanakah cara mengatasi ketakutan anak dengan cara yang sesuai
syariat. Antara lain:
1. Tanamkanlah pada anak tauhid dan aqidah yang benar.
Cobalah cari tahu apa yang sebenarnya ditakutkan oleh sang anak pada saat keadaannya tenang. Rangsanglah anak dengan beberapa pertanyaan. “Adik takut hantu ya? Memangnya hantu itu apa sih?”
Jika sang anak menjawab bahwa hantu adalah pocong, genderuwo, nyi loro kidul, kuntilanak, atau semacamnya, jelaskan bahwa hantu-hantu semacam itu tidak ada sama sekali sehingga tidak perlu ditakutkan. Jika yang ditakutkan anak adalah orang mati, maka jelaskanlah bahwa orang mati takkan bisa memberi manfaat maupun bahaya bagi orang yang masih hidup.
Cobalah cari tahu apa yang sebenarnya ditakutkan oleh sang anak pada saat keadaannya tenang. Rangsanglah anak dengan beberapa pertanyaan. “Adik takut hantu ya? Memangnya hantu itu apa sih?”
Jika sang anak menjawab bahwa hantu adalah pocong, genderuwo, nyi loro kidul, kuntilanak, atau semacamnya, jelaskan bahwa hantu-hantu semacam itu tidak ada sama sekali sehingga tidak perlu ditakutkan. Jika yang ditakutkan anak adalah orang mati, maka jelaskanlah bahwa orang mati takkan bisa memberi manfaat maupun bahaya bagi orang yang masih hidup.
Adapun jika sang anak telah mengerti
bahwa yang dimaksud orang-orang dengan hantu adalah penjelmaan dari
setan atau jin yang hendak mengganggu manusia, maka orangtua haruslah
menjelaskan kepada anak bahwa tidak ada kekuatan yang paling kuat
kecuali kekuatan Allah. Seluruh makhluk, termasuk jin dan setan di
bawah pengaturan Allah. Ajarkan pada anak meskipun seluruh jin dan
manusia ingin mencelakakannya, akan tetapi Allah tidak menakdirkannya,
maka ia takkan celaka. Begitu pula sebaliknya.
Sungguh indah contoh yang diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau menasehati Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhu yang ketika itu masih kecil.Dari Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,
“Pada suatu hari saya pernah membonceng
di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau
bersabda, “Wahai anak muda, sesungguhnya akan kuajarkan kepadamu
beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Ia juga akan menjagamu.
Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya ada di hadapanmu.
Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Jika engkau
memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, andaikan saja
umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka
tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali sesuatu yang telah
ditetapkan Allah untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk
menimpakan bahaya terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan bahaya
itu terhadapmu kecuali sesuatu yang Allah tetapkan atasmu. Pena telah
diangkat dan lembar catatan telah kering.” (HR. Tirmidzi)
Jelaskan pada anak pada hal apakah ia
harus takut (yaitu takut kepada Allah), pada hal-hal apakah ia boleh
takut tetapi tidak berlebihan dan hal-hal apa yang ia tidak boleh takut
sama sekali. Hendaklah orang tua mengenalkan kepada anak-anaknya
kepada Allah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Karena dengan pengenalan
kepada Allah, seorang anak akan mengetahui keagungan Allah,
keMahaKayaanNya, kekuasaan-Nya. Yang harus orang tua ingat, mengajarkan
rasa takut kepada Allah juga harus disertai pengajaran rasa cinta dan
harap kepada Allah. Sehingga hal ini menjadikan anak ikhlas dan giat
dalam beramal serta tidak mudah putus asa.
2. Ajarkan wirid dan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ada banyak wirid dan doa yang bisa diajarkan pada anak. Misalnya, wirid pagi dan sore, doa sehari-hari seperti doa masuk WC, doa singgah di suatu tempat, doa hendak tidur, dll. Pilihlah bacaan wirid dan doa sesuai kapasitas kemampuan anak.
Ada banyak wirid dan doa yang bisa diajarkan pada anak. Misalnya, wirid pagi dan sore, doa sehari-hari seperti doa masuk WC, doa singgah di suatu tempat, doa hendak tidur, dll. Pilihlah bacaan wirid dan doa sesuai kapasitas kemampuan anak.
Tak hanya sekedar menghafal, tapi juga
pahamkan mereka arti dari doa tersebut sehingga mereka mengamalkan
doa-doa tersebut dengan penuh keyakinan akan manfaat doa bagi dirinya.
Ajarkan pada anak bahwa doa dan wirid adalah senjata dan perisai bagi
kaum mukmin. Karena itu, bila rasa takut menyerang, yang terbaik
dilakukan adalah meminta perlindungan dan pertolongan Allah, Rabb
seluruh makhluk. Sesekali ingatkan atau tanyakan pada anak arti dari
doa tersebut. Sekaligus untuk mengetahui apakah sang anak sudah
mengamalkan doa-doa tersebut ataukah belum.
3. Jauhkanlah anak dari hal-hal yang mendatangkan rasa takut kepada hantu.
Misalnya cerita misteri, patung dan lukisan makhluk bernyawa, dll. Cerita misteri atau berbau mistis kadang lebih menarik bagi anak karena imajinasi mereka yang tinggi dan masih belum terkontrol baik. Oleh karena itu, kenalkanlah anak dengan kisah-kisah para Nabi, sahabat-sahabat Rasulullah, maupun kisah shahih lain yang dapat mengajarkan anak keimanan, keberanian dan akhlaq yang baik. Jangan hanya sekedar menyediakannya buku/majalah, meskipun ini juga hal yang penting. Sesekali ceritakanlah langsung dengan lisan anda agar hikmah dan nilai kisah lebih mengena di hati anak. Ini juga akan lebih mendekatkan orang tua dengan sang buah hati.
Misalnya cerita misteri, patung dan lukisan makhluk bernyawa, dll. Cerita misteri atau berbau mistis kadang lebih menarik bagi anak karena imajinasi mereka yang tinggi dan masih belum terkontrol baik. Oleh karena itu, kenalkanlah anak dengan kisah-kisah para Nabi, sahabat-sahabat Rasulullah, maupun kisah shahih lain yang dapat mengajarkan anak keimanan, keberanian dan akhlaq yang baik. Jangan hanya sekedar menyediakannya buku/majalah, meskipun ini juga hal yang penting. Sesekali ceritakanlah langsung dengan lisan anda agar hikmah dan nilai kisah lebih mengena di hati anak. Ini juga akan lebih mendekatkan orang tua dengan sang buah hati.
4. Ajarkan pula pada anak untuk tidak
menakut-nakuti temannya meski hanya bermaksud untuk bercanda. Pahamkan
pada anak untuk bercanda dengan baik.
5. Bila orang tua ternyata adalah
seorang penakut, berusahalah untuk tidak menampakkan hal tersebut di
depan sang anak. Sebagaimana kita tidak ingin anak menjadi penakut,
maka latihlah diri sendiri untuk tetap tenang dan menghilangkan sifat
penakut dari diri kita.
Jika suatu ketika sifat penakut kita
diketahui oleh sang anak, tak ada salahnya melibatkan anak dalam usaha
menghilangkan sifat penakut kita. “Astagfirullah, tadi Ummi kok
menjerit ya pas lampu mati? Menurut adik, Ummi harusnya gimana? Iya
adik benar, harusnya tetap tenang dan minta perlindungan sama Allah.
Lain kali kalau Ummi menjerit lagi, adik ingatin Ummi ya….” Hal ini
juga akan mengajarkan pada anak bagaimana seharusnya ia bersikap ketika
ada orang lain atau temannya yang ketakutan. Jangan pula
menakut-nakuti anak dengan ancaman yang tak berdasar atau bertentangan
dengan syariat. Misalnya, “Jangan main dekat sungai ya! Nanti diculik
genderuwo penunggu sungai lho” Hal ini sering tanpa sadar dilakukan
oleh para orang tua. Maka wahai para pendidik, bekalilah diri dengan
ilmu syar’i dalam mendidik anak-anak kita.
6. Berdoalah untuk kebaikan anak
Hal yang sering luput dari orang tua adalah berdoa untuk anak-anaknya. Padahal doa merupakan salah satu pokok yang harus dipegang teguh orang tua. Doa orang tua bagi kebaikan anaknya adalah salah satu jenis doa yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan dikabulkan oleh Allah (HR. Baihaqi). Termasuk di antaranya, hendaknya orang tua mendoakan agar anak dilindungi dari gangguan setan.
Hal yang sering luput dari orang tua adalah berdoa untuk anak-anaknya. Padahal doa merupakan salah satu pokok yang harus dipegang teguh orang tua. Doa orang tua bagi kebaikan anaknya adalah salah satu jenis doa yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan dikabulkan oleh Allah (HR. Baihaqi). Termasuk di antaranya, hendaknya orang tua mendoakan agar anak dilindungi dari gangguan setan.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa
ia berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memintakan
perlindungan untuk Hasan dan Husain dengan mengucapkan,
“Aku memohon perlindungan untukmu berdua
dengan kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan binatang
berbisa, dan juga dari setiap mata yang jahat.” Selanjutnya beliau
bersabda “Adalah bapak kalian (yaitu Ibrahim) dahulu juga memohonkan
perlindungan untuk kedua puteranya, Ismail dan Ishaq, dengan kalimat
seperti ini.” (HR. Bukhari)
0 komentar:
Posting Komentar